Sunday 29 March 2015

Terapi Stroke dengan Olah Raga Jalan Pagi dan Renang untuk Menjaga Kesehatan Pasca Stroke

Terapi Stroke dengan Olah Raga Jalan Pagi
dan Renang untuk Menjaga Kesehatan Pasca Stroke

Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung
Terapi terakhir khusus penderita stroke adalah terapi untuk kesenangan / rekreasi. Ini bukan main2. Seorang yang terserang stroke, itu tidak pernah menjadi pulih 100%. Dan jika seseorang yang kena stroke itu menjadi sangat stress dan tidak percaya diri, karena yang sakit itu ‘otak’nya, bukan anggota tubuhnya. Jika orang itu dulu sewaktu masih sehat, adalah seorang yang berpengaruh, misalkan dia adalah seorang Dosen atau guru, pengacara ataupun seorang dokter, tetapi bergitu mereka terserang stroke, mereka akan ‘tersisihkan’ dari komunitasnya.
Contohnya, seperti aku sekarang ini. Aku adalah seorang seorang dosen dan staff engineering pada sebuah Perusahaan Kontraktor Mechanical Engineering. Pekerjaanku sebagai Engineering proyek2 Perawatan Mesin dan Manufacture, maka aku selalu mobile, membuat laporan Tender, membuat Progress Engineering, Procuremen, dan selalu sibuk baik siang maupun malam hari Aku tidak pernah duduk berdiam diri, selalu mengawasi jalannya proyek perusahaan2ku dan meeting  bersama mitra dan lain-lain.
Selain itu, tiap pagi sebelum ke kantor, aku mengajar di sebuah universitas swasta di dekat kantorku. Dan aku selalu menyempatkan diri untuk jalan pagi, berenang atau fitness bila kesal dan atress melanda, sebelum aku melakukan pekerjaanku lagi hingga tuntas sampai lebih dari tengah malam. Setiap hari seperti itu, kecuali hari Minggu untuk anak2ku. Praktis, aku tidak pernah berhenti bergerak, selalu mobile.
Sebenarnya, aku tidak tersisih dari komunitasku, tetapi  jujur saja, karena kegiatanku tidak ‘mobile’, satu demi satu ‘kehidupanku’ menjadi berkurang. Aku tidak bisa hang-out lagi dengan teman2ku, aku tidak bisa lagi fitness atau berenang dengan sahabat2ku dan aku tidak bisa lagi untuk berdiskusi lama dengan mitra2ku karena bicaraku yang belum lancar.
Dan ketika aku terserang stroke berat, tiba2 seakan2 aku ‘berhenti’ dari kehidupanku …..  Tiba2 aku sama sekali tidak bisa apa2. Jangankan bekerja ke lapangan, berdiripun dulu, aku tidak mampu. Tetapi dengan terapi2 dari dokter dan terapistku, aku memang sudah bisa bekerja lagi, walau belum sempurna. Dan aku tetap berusaha selalu ingin menyempurnakan kesembuhanku. Terapi2 itu, semua berhubungan dengan fisikku : bicara, menulis, bergerak dan ketrampilan. Tetapi, apakah sebenarnya bagi penderita stroke itu sudah cukup ? Ternyata sama sekali BELUM CUKUP.
Terapi Rekreasi dan Olah raga
Aku sih tidak mengada2. Dunia penderita stroke itu sama dengan dunia orang2 normal lainnya : hidup damai dengan keluarga dan sahabat, bekerja dan ‘bersenang2′. Apa yg dimaksud dengan ‘bersenang2?’. Ya, itu semua kesenangan yang dulu di nikmati oleh si penderita (yg sekarang tidak bisa menikmatinya lagi karena tidak bisa/belum bisa). Misalkan, bila dulu dia suka menulis atau dulu dia suka menonton atau bermusik, sekarangpun si penderita harus juga melakukannya, karena jika kegiatannya terhenti gara2 stroke, dia akan sangat stress yg bisa mengakibatkan menurunnya daya tahan psikologis si penderita.
Aku sangat suka musik Rock, menulis, membuat blog dan olah raga, Fitness setiap saat, justru lebih lama lagi bila hatiku sedang bahagia ataupun sedih. Coba saja bayangkan : Aku hanya memakai tangan kiriku karena tangan kananku lumpuh. Bagaimana aku bisa melakukan kegemaranku ? Bagaimana aku bisa bekerja, mengajar dan memberikan contoh untuk mahasiswa yg sedang belajar ? Atau bagaimana aku bisa bermain sepeda motor  atau bermain apa saja dengan anak2ku jika tanganku hanya satu ? Dan ternyata, aku bisa sangat stress memikirkan hal itu.
Terapi fisik memang membantu memulihkan ‘harga diri’ku. Tetapi terapi kesenangan lebih membuat diriku menjadi lebih ‘berharga’ walau kenyataannya aku tidak bisa / belum bisa apa2 …..
Sebuah penekanan yang selalu di dengungkan oleh terapisku, adalah
bahwa aku, sebagai penderita stroke, tetap mempunyai hak untuk hidup biasa, bekerja biasa dan berbahagia bersama dengan semua orang normal tanpa dibedakan.
Itu yang aku pahami. Dan di benakku, aku HARUS BISA MELAKUKAN SEMUA HAL SEPERTI DULU DAN HIDUP MANDIRI TANPA DIBANTU ORANG LAIN.
Dan mulailah aku melakukan terapi untuk kesenangan. Sebenarnya, aku sudah mulai terapi ini sejak aku masih keluar dari rumah sakit, aku suka mendengarkan music dengan lagu2 rock kesukaanku dan setiap hari juga aku melakukan jalan pagi, Senam, fitness ringan dan sekali2 renang bersama keluarga.
Manfaat Jalan pagi.
Adapun manfaat jalan pagi yang aku rasakan adalah disamping tubuh terasa segar /fresh juga dapat menurunkan Tensi darahku. Demi kesehatanku aku sengaja membeli tensi meter digital supaya dapat secara rutin mengontrol tekanan darahku, maka sebelum aku jalan pagi hal yang kulakukan adalah memeriksa tekanan darahku dan hasilnya rata-rata masih tinggi yaitu 170/140 mm.hg, akan tetapi sepulangnya jalan pagi aku periksa kembali tensi darahku ternyata turun menjadi normal yaitu antara 120 s/d 130/80 mm.hg.

Beberapa Aspek dari Olahraga Renang

Renang dianggap sebagai salah satu olahraga yang baik karena melatih fisik, nafas, mental dan emosi seseorang.
Latihan renang bersama keluarga dapat menjadi terapi rekreasi untuk keshatan dan pshicology karena membuat badan fresh, menjaga kelenturan otot, melancarkan pernapasan dan juga menghilangkan stress, sehingga sangat cocok untuk melatih pasien pasca stroke.
Latihan fisik berenang dilakukan dengan menggerakkan otot tangan dan lengan, leher, perut, pinggul, paha, tungkai, dan kaki. Teknik pernafasan olahraga renang  konon bisa mengurangi dampak dari penyakit asma. Perenang yang baik akan menarik dan membuang nafas pada saat yang tepat dan secara efisien. Olahraga renang sedikit banyak melatih menarik nafas secara penuh sesuai dengan kapasitas paru-paru, melatih otot-otot pernafasan karena harus menghembuskan nafas dengan tenaga ekstra ketika hidung dan mulut dalam posisi dibawah permukaan air.  Berenang juga membantu melatih ketenangan diri, mental dan emosi seseorang untuk tidak mudah panik ketika berada di kolam dalam ketika terjadi kram otot.

Beberapa aspek dari olahraga renang yang patut diketahui sebagai berikut :
1.     Jangan berlatih di kolam dalam untuk belajar berenang. Berenang di kolam dalam dan dangkal nyaris tidak mempunyai efek yang berbeda bagi perenang amatir, sehingga berlatihlah di kolam dangkal dan nanti setelah mahir baru kemudian mencoba berenang di kolam dalam, dimana masa-masa awal tetap perlu diawasi oleh orang lain.
2.     Berenanglah sesuai dengan lintasan yang tersedia. Jika kebanyakan pengguna kolam menggunakan lintasan panjang maka gunakanlah lintasan panjang untuk berenang.  Memotong lintasan beresiko tabrakan dengan perenang lain. Kepala yang berbenturan bisa beresiko pingsan dan harus ditarik ke pinggir kolam dengan bantuan orang lain.  Gaya yang amat beresiko terjadi tabrakan adalah gaya bebas, karena pada gaya bebas perenang tidak melihat ke depan. Perhatikan jalur yang akan dilalui sebelum meluncur, dan mengalahlah kepada perenang yang lebih cepat.
3.     Bilaslah sebelum masuk kedalam kolam agar pengguna kolam lain tidak jijik karena masuk kolam dengan tubuh bau dan penuh keringat. Jangan meludah dalam kolam, dan jika di permukaan air, meludahlah ke parit yang biasanya mengelilingi kolam.
4.     Turunlah ke kolam secara perlahan dan jangan langsung melompat dengan kepala lebih dahulu sebelum memastikan kedalaman air. Banyak terjadi kecelakaan kepala membentur dasar kolam karena tidak menyadari kedalaman kolam. Melompat dengan posisi horizontal juga beresiko tulang rusuk patah karena hempasan.
5.     Gaya berenang yang memerlukan gerakan otot terbesar adalah gaya kupu-kupu dan gaya bebas. Gaya kupu-kupu adalah gaya yang amat simetris dan semua gerakan sesuai dengan arah gerakan engsel. Gaya bebas bisa simetris jika membiasakan mengambil nafas dari kedua sisi kiri dan kanan. Gaya dada adalah gaya simetris tapi gerakan kaki di gaya dada tidak sesuai dengan gerakan engsel lutut sehingga berpotensi membuat cidera lutut. Pada gaya dada kaki  bergerak seperti gunting padahal gerakan engselnya adalah seperti gerakan berjalan.
6.     Perbaikilah gaya berenang yang digunakan agar supaya gerakannya efisien dan semua otot terlatih dengan baik. Banyak sekali tutorial berenang yang tersedia di youtube.
7.     Bilaslah tubuh setelah berenang dan meskipun menggunakan sabun, gosoklah kulit untuk menghilangkan kaporit yang menempel. Kaporit (chlorine) bersifat menyerap air, sehingga jika kaporit masih menempel di kulit, kulit akan menjadi kering dan seakan bersisik.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Kesehatan dan Olah Raga.


Thanks
Ir. Najamudin, MT

Photo Ir. Najamudin, MT 
 Olah Raga Renang di Water bom Lembah Hijau Bandar Lampung















Photo Ir. Najamudin, MT 
 Olah Raga Fitness di Bandar Lampung



















Rekreasi Renang Photo Ir. Najamudin, MT bersama keluarga
di Pemandian Cibiya Bandar Lampung

























Rekreasi Renang Photo Ir. Najamudin, MT bersama keluarga
di Water bom Lembah Hijau Bandar Lampung







Photo Ir. Najamudin, MT di Water bom Lembah Hijau Bandar Lampung