Wednesday, 29 April 2015

KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung


KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR
Oleh Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung



Kalibrasi Alat Ukur
Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukan suatu alat ukur. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ukur standar yang dipakai, standarnya juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi akurasinya. Dengan demikian setiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya sampai ke tingkat standar nasional atau standar internasional.
Dari proses kalibrasi dapat menentukan nilainilai yang berkaitan dengan kinerja alat ukur atau bahan acuan. Hal ini dicapai dengan pembandingkan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahan acuan yang bersertifikat. Output dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi dan label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Tiga alasan penting, mengapa alat ukur perlu dikalibrasi
1.      Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain
2.      Menentukan akurasi penunjukan alat.
3.      Mengetahui keandalan alat,yaitu alat ukur dapat dipercaya.
Tujuan kalibrasi alat ukur adalah untuk menentukan devisiasi dan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin dengan Standar Nasional maupun international. Dengan demikian kondisi alat ukur dapat disimpan sesuai dengan spesifikasi.
Kalibrasi atau peneraan (calibration) instrumen sangat penting, karena memungkinkan memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui, untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Prosedur kalibrasi melibatkan perbandingan instrumen itu dengan standar primer atau standar sekunder yang mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dari instrumen yang dikalibrasi, atau dengan sumber masukan yang diketahui.
Contoh :
Ø  Sebuah meter-aliran (flowmeter) mungkin dikalibrasi dengan membandingkan
dengan    fasilitas   pengukuran   aliran standar di National Bureau of Standards  
(Amerika Serikat).
Ø  Membandingkan       dengan meter-aliran   lain     yang  ketelitiannya diketahui
Ø  Melakukan kalibrasi langsung dengan    pengukuran primer seperti menimbang 
sejumlah tertentu air dalam tangki dan   mencatat waktu yang digunakan untuk
mengalirkan kuantitas tersebut melalui meter itu.

Penggunaan Alat Ukur
Sebagai dasar untuk studi yang terinci tentang Instrument pengukuran dan karakteristiknya, secara umum penggunaan alat ukur dikelompokkan sebagai berikut :
  1. Pemonitoran Proses dan Operasi ( Monitoring of Prosses and Operation )
  2. Pengendalian Proses dan Operasi
  3. Analisa Keteknikan Eksperimental
Pemonitoran Proses dan Operasi ( Monitoring of Prosses and Operation )
Penggunaan tertentu dari Instrument pengukuran dapat dilihat dari fungsi pemonitoran, biasanya dapat dilihat langsung indikator pada mesinnya, misal Termometer, Barometer digunakan untuk mengetahui tempratur dan tekanan, contoh pada refrigerator yaitu digunakan untuk mengukur tempratur dan tekanan pada kondenser. Untuk fungsi pemonitoran cukup digunakan alat ukur manual.

Pengendalian Proses dan Operasi (Control of Prosses and Operation)
Pada jenis pengukuran Instrument ini, Instrument juga bertindak sebagai sistem pengendalian secara Automatis.
Misalnya :
Instrument pengukuran dan pengendalian pada Plant/Pabrik yang digunakan untuk pengendalian mesin dan proses pada bidang industri, instrument pesawat terbang dan mesin-mesin lainnya.
Contoh penggunaan alat ukur untuk proses pengendalian sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
 Gambar. Sistem Pengontrol Ketinggian Air

Dalam gambar disajikan Mekanisme tuas dan pelampung, selain berfungsi untuk mengukur tinggi air juga berguna sebagai pengendalian pasokan air.
Analisa Keteknikan Eksperimental
Untuk menyelesaikan masalah keteknikan, tersedia dua metode umum yaitu Teoritis dan Eksperimental. Banyak masalah yang memerlukan kedua metode tersebut, maka teori dan eksperimental harus dipandang saling melengkapi.
Misal  :
Untuk mengukur daya efektif poros pada suatu mesin, tidak dapat diukur secara eksperimental tetapi dapat dihitung secara teoritis yaitu :
            Daya efektif   =  Momen Torsi  x Kecepatan sudut
Atau
            Ne  =  T x w
Dimana :  Ne  =  Daya efektif
                 T   =  Momen Torsi
                 w   =  Kecepatan sudut
                       =  2 p n
                 n    =  Putaran Poros ( rpm )
dari teori diatas maka daya efektif tersebut tidak dapat langsung dihitung tanpa dilengkapi eksperimen yaitu :
Ø  Eksperimen untuk mengukur Momen Torsi digunakan Dinamometer
Ø  Eksperimen untuk mengukur putaran digunakan Tako meter
Setelah diukur secara eksperimen barulah daya efektif poros tersebut dapat dihitung.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering

Thanks

Ir. Najamudin, MT


No comments:

Post a Comment