Pemanfaatan Energi Angin sebagai Penggerak Kincir angin untuk
Menggerakkan Generator Listrik
Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung
Energi angin telah lama dikenal
dan dimanfaatkan oleh manusia.
Perahu-perahu layar menggunakan energi ini untuk melewati perairan. Pasukan-pasukan Viking yang sangat ditakuti sekian
ratus tahun yang lalu mempergunakan kapal-kapal layar kecil untuk menyelusuri
pantai-pantai Eropa dari Sekandinavia. Christopher Columbus mengunakan kapal layar besar di Abad ke-15
untuk menemukan benua Amerika.
Kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung di
Persia pada abad ke-7. Dimana bentuk
kincir-kincir ini berlainan dengan kincir-kincir angin di Eropa, kincir-kincir
angin Persia itu merupakan asal-muasal kipas angin di Eropa. Kincir angin di Negeri Belanda yang dipakai
untuk menggerakkan pompa irigasi dan untuk mengiling tepung hingga kini masih
tersohor, walau saat ini hanya berfungsi sebagai objek pariwisata. Akan tetapi, dalam rangka mencari bentuk-
bentuk sumber energi yang bersih dan terbarukan kembali energi angin mendapat
perhatian yang besar.
Sebagaimana diketahui, pada asasnya angin terjadi karena adanya
perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah katulistiwa yang panas, udara
menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke
daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udara menjadi dingin dan turun
ke bawah. Dengan demikian terjadi suatu
perputaran udara, berupa perpindahan udara dari Kutub Utara ke Garis
Katulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya, suatu perpindahan udara
dari Garis Katulistiwa kembali ke Kutub Utara, melalui lapisan udara yang lebih
tinggi. Perpindahan udara seperti ini dikenal dengan angin
pasat.
Dari gambar di bawah ini mencoba
melukiskan terjadinya angin pasat ini secara skematik. Dengan sendirinya hal
yang serupa terjadi pula antar wilayah Khatulistiwa dan Kutub Selatan. Selain angin pasat terdapat juga angin-angin
yang lain, misalnya angin musim (angin mousson), angin pantai dan angin
lokal lainnya. Perinsipnya adalah bahwa angin terjadi karena
adanya perbedaan suhu udara di beberapa tempat di muka bumi.
Skema Terjadinya Angin
1.
Perinsip Kerja Kincir Angin
Kincir angin merupakan alat pengubah energi
kinetik dari angin ke suatu bentuk kerja mekanis sudu gerak kincir yang terus
didistribusikan melalui poros, puli, sabuk dan diteruskan menuju generator yang
merupakan pengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
2.
Generator
Generator
merupakan alat pengubah energi mekanis menjadi energi listrik yang menguntungkan,
dari energi pada efek farady untuk perinsip operasinya. Menurut efek farady, suatu radien voltase di
timbulkan dalam konduktor listrik yang di kenakan gaya tegak lurus terhadap
medan magnet.
Jika suatu koil di putar antara kutup-kutup suatu elektromagnetik
atau magnet permanen keluaran rotor bisa terbentuk arus bolak balik atau arus
searah, tergantung dari apakah slipring (AC) atau akumulator (DC) yang dipakai
keluaran arus AC dapat diubah menjadi arus DC dengan menggunakan rectifier
seperti pada alternator mobil-mobil konvensional.
3.
Jenis Energi Yang
Digunakan
Jenis energi listrik yang digunakan untuk energi yang berkaitan
dengan arus dan akumulasi elektron energi listrik yang dapat disimpan sebagai
energi medan elektrostatik atau sebagai energi medan induksi bentuk
tradisionalnya dari energi listrik adalah aliran elektron.
4.
Kecepatan Angin
Kincir angin adalah alat untuk memanfaatkan angin untuk pembangkit
listrik sekala kecil, dimana pada kincir angin diperlukan sebuah pengatur tegangan,
oleh karena kecepatan angin yang berubah-ubah sehingga teganganpun ikut berubah-ubah. Diperlukan sebuah baterai untuk penyimpan energi,
karena sering terjadi angin tidak bertiup.
Bila angin tidak bertiup sedangkan generator tetap bekerja sebagai motor
oleh karena itu perlu pula sebuah pemutus automatik.
Komponen-Komponen
Kincir Angin
5.
Data Kecepatan Angin
Data mengenai kecepatan angin di Indonesia didapatkan
melalui pusat meteorologi dan geofisika yang diperoleh dari bandara-bandara
yang tersebar di Indonesia.
6.
Gaya Angin Yang Bekerja
Pada Sudu
Gaya angin yang bekerja pada sudu-sudu kincir pada dasarnya terdiri
dari tiga komponen yaitu :
1.
Gaya aksial (a), yang mempunyai
arah yang sama dengan angin gaya ini di tampung oleh poros dan bantalan.
2. Gaya sentrifugal (s), yang meninggalkan titik tengah bila kipas
berbentuk simetrik semua gaya senterifugal s akan saling meniadakan atau
resultannya sama denga nol.
3. Gaya tangensial (t), yang menghasilkan momen, bekerja tegak lurus
pada radius dan yang merupakan gaya produktif.
Gaya Angin Yang Terjadi Pada Sudu
Gambar diatas menunjukkan atau mempertlihatkan
sebuah kincir angin yang mempunyai tiga sudu denga gaya-gaya a,t dan s yang
bekerja pada daun-daun sudu itu.
7.
Pemilihan Bahan
Dalam pemilihan bahan kita harus cermat yaitu bagaimana caranya agar
bahan yang kita gunakan mudah didapat, murah harganya, kuat dan ringan tetapi
tidak mengurangi gaya yang dihasilkan angin.
Dalam perencanakan ini di pilih bahan alumunium untuk sudu kipas karena
bahan ini ringan, tahan terhadap karat, dan mudah didapat dan diharapkan mudah
dalam perawatannya dibandingkan dengan bahan lain.
8. Analisa Dan Pembahasan
Akibat dari kecepatan angin yang besar maka putaran kincir angin
semakin cepat, sehingga menghasilkan putaran yang cepat pula pada generator dan
arus listrik yang dihasilkan semakin besar.
Arah angin, mekanisme kincir dibuat fleksibel guna mengantisipasi
arah angin agar dapat berubah sesuai arah dan kecepatan tiupan angin. Kincir diupayakan dapat berputar ke berbagai
arah angin hingga selain kincir harus berputar untuk diteruskan ke generator,
kincir juga dapat berputar arah mengikuti arah angin pada saat angin bertiup.
Sebagai pemindah putaran dari kincir ke generator, digunakan
sabuk-V. Kalau dilihat dari segi perawatan
dan oprasional sabuk-V lebih mudah dan biyayanyapun tidak terlalu tinggi.
Apabila kecepatan angin rendah maka arus yang dihasilkan oleh
generator akan kecil dan sebaliknya bila kecepatan angin tinggi maka arus yang
dihasilkan oleh generator akan semakin besar.
Puli akan berputar sesuai dengan berputarnya kincir angin, sebab
puli hanya bersifat meneruskan putaran yang terjadi pada kincir dan dihubungkan
dengan roda gigi kerucut.
Sudu dibuat dengan diameter kincir adalah 16 m, diharapkan dengan
diameter tersebut sisi sudu yang tertempa angin akan semakin banyak dan ini
memungkinkan kincir untuk selalu berputar walau kecepatan angin cukup rendah.
Bila tejadi kecepatan angin rendah atau berhenti beberapa waktu maka
pada perencanaan ini dilengkapi dengan baterei sebagai penampungan arus
sementara dan dapat digunakan pada keaadaan di atas. Namun demikian penggunaan baterei ini tidak
cukup lama untuk pemakaian kebutuhan arus listrik tersebut.
9.
SARAN
Saya menyarankan sebelum pemasangan atau pembuatan kincir angin pada
suatu daerah tertentu, sebaiknya kita menganalisa kekuatan tiupan angin dan
tempat yang tepat untuk pembuatan kincir, sehingga memperoleh tekanan angin
yang diharapkan untuk dapat menghasilkan putaran kincir yang direncanakan dan
bila pembuatan kincir angin ditempat yang berpotensi angin yang rendah maka
akan berpengaruh pada besarnya sudu yang digunakan hingga pembuatan kincir
angin tersebut tidak efisien.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah
wawasan di bidang Mechanical Engineering
Thanks
Ir. Najamudin, MT
No comments:
Post a Comment