Tuesday 9 December 2014

Proses Produksi Polymer Pada Saklar


  Oleh : Ir. Najamudin, MT
                          Dosen Universitas Bandar Lampung

Proses Produksi Polymer Pada Saklar

I.     Mengenal Polimer
Polymer : adalah senyawa yang dibentuk dari pengulangan unit struktural yang disebut mers , sehingga terbentuk molekul yang  sangat besar. Polymer biasanya terdiri dari unsur karbon ditambah dengan satu atau lebih unsur seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, dan khlor (chlorine).
Polymer diklasifikasikan  menjadi tiga kategori:
1.     Thermoplastic polymers :
Dapat dilakukan pemanasan pendinginan berulang kali tanpa merusak / mempengaruhi struktur molekulnya. Dengan demikian  plastik  jenis ini dapat didaur ulang.
Adapun yang termasuk kategori ini: Polyethylene, polystyrene, polyvinylchloride (PVC), dan nylon.
2.        Thermosetting polymers :
Molekul-molekulnya berubah menjadi struktur keras (rigid) dengan proses pendinginan dari kondisi panas.  Pada saat pemberian bentuk plastik termoseting memerlukan panas untuk melunakkan bahannya disamping itu panas tambahan dari bahan kimia akan menimbulkan perubahan kimia yang menghasilkan susunan baru dengan berat molekul yang lebih besar dari semula yang disebut polimerisasi, dan setelah itu plastic tidak dapat dilunakkan lagi.
Adapun yang termasuk kelompok ini:   Phenolics, amino resins, dan epoxis.
3.    Elastomers :
Jenis polimer ini memiliki sifat elastis yang cukup besar, sehingga dinamakan elastomer. Dalam kolompok ini termasuk: karet alam, neoprene, silicone, dan polyurethane.
II.  Proses Pengolahan Polimer untuk selungkup saklar
Salah satu peralatan listrik yang sangat penting pada penyaluran tenaga listrik adalah Saklar. Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah 

                                                                 Saklar

                                               Selungkup Saklar


1.    Proses Pencetakan Polimer Termoplastic
Proses pencetakan polimer berbahan termoplastic sangat berbeda dengan    pencetakan polimer termosetting. 
Bahan thermoplastic akan dilelehkan terlebih dahulu di dalam barel, lalu kemudian di inject dan dicetak dalam keadaan panas.
Mesin yang digunakan untuk mencetak plastic berbahan termoplastic adalah mesin injection jenis termoplastis.
Bahan baku untuk temoplastic moulding adalah Polyethylene, polystyrene, polyvinylchloride (PVC), nylon, dan  resin ABS (campuran Akrilonitril, Butadien dan Stirena). Bahan baku dimasukkan dimasukkan kedalam mesin injection, mesin injection akan melelehkan bahan terlebih dahulu,  baru kemudian dicetak. Jika terjadi kerusakan atau cacat pada hasil cetakan, polimer tersebut masih dapat dihancurkan dan digunakan kembali sebagai bahan baku.
2.    Proses Pencetakan Polimer Termosetting
Proses Pencetakan Polimer Termosetting dikerjakan menggunakan mesin injection jenis termosetting. Bahan baku yang digunakan adalah Phenolics, amino resins, dan epoxis. Bahan baku yang dimasukkan kedalam mesin injection dan kemudian mesin akan mencetak sesuai bentuk mal yang telah ditentukan. Pada mesin injection jenis thermosetting, bahan baku yang diinject pada cetakan, tidak dalam keadaan cair seutuhnya melainkan dalam bentuk kental, yang kemudian dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi di dalam cetakan.
Jika terjadi kerusakan atau cacat pada hasil cetakan, maka plastic ini tidak dapat didaur ulang kembali. Untuk plastic thermosetting, hasil cetakan masih memiliki bram-bram sehingga hasil cetakan ini masih harus di bawa ke mesin molen
Untuk membuang bram-bram yang terdapat pada artikel tersebut.
Hasil pencetakan dengan menggunakan bahan thermopalstik untuk membuat tombol saklar kurang bagus bila dibandingkan dengan menggunakan bahan thermosetting.

Skematik mesin cetak injeksi

       

Rongga Cetak (Cavity)

3.    Pembuangan Bram
Pembuangan bram hanya dilakukan pada hasil cetakan polimer termosetting moulding. Hasil cetakan termosetting lebih keras dibandingkan dengan hasil cetakan termoplastic, namun lebih rapuh. Sehingga pembuangan bram ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin molen. Sistem kerja mesin ini seperti mesin cuci yang hanya berputar dengan kecepatan tertentu, yang membuat artikel-artikel plastic terbanting-banting sehingga bramnya terlepas sendiri dari cetakannya.
4.    Penggilingan
Bram maupun produk yang cacat dari termoplastik moulding masih dapat di daur ulang untuk digunakan kembali sebagai bahan baku pencetakan plastic termoplastis. Bram dan produk yang cacat dihancurkan menjadi serpihan plastic dengan menggunakan mesin penggiling.
5.    Perakitan
Setelah semua partikel selesai diproduksi, kegiatan selanjutnya adalah merakitnya menjadi komponen saklar yang utuh. Pada saat perakitan, juga dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, yaitu pemeriksaan terhadap berfungsi atau tidaknya saklar yang telah di rakit dan pemeriksaan posisi tombol saklar. Bila posisinya belum tepat, maka letak rakitan digeser dengan menggeser pen atau kawat sehingga diperoleh posisi yang paling sesuai.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering dan pengetahuan di bidang material serta bidang manufacture.

Thanks
Ir. Najamudin, MT



No comments:

Post a Comment